PERTEMUAN 12
✨ Dua duanya di Neraka ✨
๐ Ustadz Tarzakariya Amir, Lc. ุญูุธู ุงููู ุชุนุงูู
๐ Hari: Jumat, 5 Juli 2024 / 28 Dzulhijjah 1445H
Hadits 9.
ูุนู ุฃุจู ุจَْูุฑَุฉ ُْูููุนِ ุจِْู ุงْูุญุงุฑِุซِ ุงูุซَِّููู ุฑَุถِู ุงููู ุนูู ุฃََّู ุงَّููุจَِّู ุตَّูู ุงُููู ุนََِْููู ูุณََّูู َูุงَู: “ุฅِุฐَุง ุงْูุชَูู ุงْูู ُุณِْูู َุงِู ุจุณِْْููููู َุง ูุงْููุงุชُِู ูุงูู ْูุชُُูู ูู ุงَّููุงุฑِ”ُْููุชُ: َูุง ุฑَุณُูู ุงَِّููู، َูุฐَุง ุงَْููุงุชُِู ูู َุง ุจَุงُู ุงْูู ْูุชُِูู؟ َูุงู: ” ุฅَُِّูู َูุงَู ุญَุฑِูุตุงً ุนََูู َูุชِْู ุตَุงุญِุจِِู“
Dari Abu Bakrah, yakni Nufai’ bin Haris as-Tsaqafi Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila dua orang Muslim berhadap-hadapan dengan membawa masing-masing pedangnya -dengan maksud ingin berbunuh-bunuhan- maka yang membunuh dan yang terbunuh itu semua masuk di dalam neraka.” Saya bertanya: “Ini yang membunuh -patut masuk neraka- tetapi bagaimanakah halnya orang yang terbunuh -yakni mengapa ia masuk neraka pula?” Rasulullah (๏ทบ) menjawab: “Karena sesungguhnya orang yang terbunuh itu juga ingin sekali hendak membunuh kawannya.” (HR. Bukhari, no. 6875 dan Muslim, no. 2888).
Faidah Hadist :
1. Pembunuhan apapun alasannya, termasuk penyebab masuknya seseorang kedalam neraka jahanam
2. Saat Allah mengancam, maka ini adalah ancaman yang besar, dosa besar
3. Yang dimaksud dengan pedang, adalah hanya perwakilan saja, namun pengertiannya adalah apapun
hal yang bisa menjadikan pembunuhan.
4. Bagi para da’i, maka tugasnya juga menghilangkan syubhat atau hal yang samar2 yang terjadi di
ummat.
Dan setiap kesamaran seperti ini sudah terdapat jawabannya dalam Al Qur’an dan sunnah Rasul -Shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
Cuma sebagian kita tidak bisa menghilangkan suatu kerancuan karena mungkin cara berpikir kita yang
lemah.
===========================================
Tingkatan2 bisikan jiwa :
Al Khotir
Al Maail – kecenderungan
Al Haam -
Al ‘Azzam - memiliki tekad
Al ‘Amaal - amal
6. Untuk menyampaikan ilmu, maka sebaiknya selalu ada tanya jawab antara guru dan murid
7. Allah memperhatikan niat kita
Tingkatan jiwa: Nafsul ammarah bis-sue
Nafsul ammarah bis-sue adalah jiwa yang mendorong pada kejahatan.Ini merupakan tingkatan jiwa (nafsu) yang paling rendah yang memicu sifat-sifat buruk , seperti ananiyah (egois), takkabur, rakus, kikir, ghibah, dan lain-lain. Maka, nafsu semacamini harus diperangi.
Tingkatan jiwa: Nafsul lawwamah
Nafsul lawwamah adalah jiwa yang memiliki tingkat kesadaran awal melawan nafsu yang pertama. Dengan adanya bisikan hati, jiwa menyadari kelemahannya dan kembali kepada kesuciannya. Jika ini berhasil, maka ia akan dapat meningkatkan diri kepada tingkat berikutnya.
Tingkatan jiwa: Nafsul Mulhamah
Nafsul mulhamah setingkat dengan lawwamah. Ini didasarkan pada Firman Allah dalam QS Asy Syams ayat 8:
َูุฃََْููู ََูุง ُูุฌُูุฑََูุง َูุชََْููุงَูุง
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaan.” (QS Asy-Syams: 8)
Jiwa yang disebut nafsul mulhamah ini memiliki tindakan dan kehendak yang tinggi, dan lebih selektif dalam menyerap prinsip. Ketika jiwa ini merasa terpuruk dalam kenistaan, ia akan segera terilhami untuk mensucikan amal dan niatnya.
Tingkatan jiwa: Nafsul muthmainah
Nafsul muthmainah adalah jiwa yang sangat tenang. Imannya telah mantap dan tidak terdorong kepada prilaku buruk. Jiwa yang tennag ini tidak lagi tergoda oleh kenikmatan bersifat materi atau duniawi.
Tingkatan jiwa: Nafsul radhiyah
Nafsul radhiyah adalah jiwa yang ridha. Pada tingkatan ini jiwa telah ikhlas menerima keadaan dirinya. Rasa hajatnya kepada Allah begitu besar. Jiwa inilah yang diibaratkan dalam doa: “Ilahi Anta maqsudi wa ridha-Ka matlubi” (Tuhanku Engkau tujuanku dan ridha-Mu adalah kebutuhanku).
Tingkatan jiwa: Nafsul mardhiyah
Nafsul mardhiyah adalah jiwa yang bahagia. Tidak ada lagi keluhan, kemarahan, kekesalan. Perilakunya tenang, dorongan perut dan syahwatnya tidak lagi mendominasi dirinya
7.Tingkatan jiwa: Nafsu as-shafitah
Nasfu as-shafitah adalah jiwa yang tulus murni. Pada tingkatan ini seseorang dapat disifati sebagai insan kamil atau manusia paripurna. Jiwanya pasrah pada Allah dan telah mendapat petunjuk dari-Nya. Jiwa ini sejalan dengan kehendak-Nya. Perilakunya keluar dari nuraninya yang paling dalam dan tenang. []
Macam-macam Khawathir (Getaran Hati)
Ada empat macam khatir (bisikan) yg masuk ke dalam hati, yaitu:
Khatir Rabbani adalah khatir dari Allah, sifatnya kuat karena dia datang dari Allah Yang Maha Memaksa (al-Qahhar).
Khatir Malaki adalah khatir yg diiringi dgn rasa nikmat disertai hembusan dingin. Orang yg dlm hatinya terdapat khatir ini tdk akan merasakan sakit, dan tdk pula berubah. Khatir ini bagaikan penasihat baginya yg menunjukkan pada kebaikan.
Khatir Nafsi adalah khatir yg diiringi dgn rasa sakit di hati, dada terasa sesak dan permintaannya bersifat memaksa. Ini disebabkan karena nafsu itu bagaikan anak kecil yg meminta dgn memaksa dan permintaannya tdk bisa diganti dgn yg lain.
Khatir Syaithani, adalah khatir yg diiringi dgn rasa sakit. Jika kita memalingkannya pada yg lain, maka dia pun akan berpindah. Akan tetapi, sebagaimana watak setan, khatir ini
berpaling hanya utk melakukan tipu daya dan menjerumuskan ke jalan kesesatan dengan cara apapun, (Tanwรฎr al-Qulรปb, halaman: 550).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar