Senin, 17 Februari 2025

[Resume Kajian] Tahapan diwajibkannya Puasa Ramadhan

 Tahapan diwajibkannya Puasa Ramadhan 


  1. Puasa Asyura : 1 hari dalam setahun dan diwajibkan 

Dalil :

Hadis dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma Nabi صلى الله عليه و سلم  datang ke Kota Madinah,  kemudian Rasul صلى الله عليه و سلم  mendapati orang-orang Yahudi berpuasa,  maka Rasul صلى الله عليه و سلم  bertanya ‘hari apakah ini ? Yang kalian puasai.’  Orang Yahudi berkata ini adalah hari yang agung, ini adalah hari di mana Allah selamatkan Musa dan kaumnya dan Firaun dan Allah tenggelamkan Firaun dan bala tentaranya, maka Nabi Musa berpuasa di hari Asyura 10 Muharam karena bersyukur kepada Allah telah diselamatkan oleh Allah subhanahu wa taala . Maka nabi صلى الله عليه و سلم   bersabda: ‘Kami lebih utama mengikuti Nabi Musa daripada kalian’ ,  maka Nabi memerintahkan para sahabat untuk berpuasa hari Asyura. 

-> Hari Asyura (10 Muharram)  ini hukumnya wajib pertama kali sebelum turunnya perintah puasa Ramadhan 


  1. Kemudian berkembang turunlah Firman tentang kewajiban puasa bulan Ramadan Sehingga berubahlah ketentuan,  yang diwajibkan  adalah puasa bulan Ramadan sebulan penuh dalam setahun dan puasa Asyura menjadi puasa  sunah tidak wajib lagi. 

Pada tahapan ini  Allah subhanahu wa taala bersabda bahwa  siapa yang mampu untuk berpuasa diwajibkan baginya, namun jika dia tidak ingin berpuasa maka boleh meskipun dia mampu, Tetapi dia harus bayar Fidyah memberi makan kepada orang miskin Satu hari satu makanan .

Dalil :

Ketika puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan puasa ‘Asyura. Barangsiapa yang ingin berpuasa, maka dia mengerjakannya. Dan barangsiapa yang tidak ingin berpuasa, maka mereka meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah Ta’ala berfirman,

وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 184)

  1. Tahapan di wajibkannya Puasa Ramadhan 

Allah Ta’ala kemudian menurunkan ayat berikutnya untuk menghapus ketentuan hukum ayat di atas. Hal ini diberitakan oleh dua sahabat yang mulia, yaitu ‘Abdullah bin Umar dan Salamah bin Akwa’ radhiyallahu ‘anhuma,

“Ayat tersebut (surat Al-Baqarah ayat 184) dihapus (hukumnya) oleh ayat berikut ini,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)

catatan : 

”Ayat ini tidak dimansukh (dihapus hukumnya). Ayat ini tetap berlaku bagi laki-laki dan wanita yang sudah tua yang tidak mampu untuk berpuasa. Keduanya wajib memberi makan bagi orang miskin setiap hari yang dia tidak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 4505)


Materi Lengkap  :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar