Kamis, 02 Mei 2024

[Kajian Riyadhush Shalihin] #4 Hadist 2 "Semuanya Ditenggelamkan"

 *"Semuanya Ditenggelamkan"* 

Ustadz Tarzakariya Amir, Lc. حفظه الله تعالى

*Hari: Jumat, 5 April 2024 / 25 Ramadan 1445H*

Pertama , ustadz mengingatkan bahwa kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Terus berdoa agar Allah mengistiqamahkan kita hingga kita di wafatkan dalam keadaan berpegang teguh kepada Al quran dan Sunnah

Hadist 2 :

Dari Ummul mu'minin yaitu ibunya - sebenarnya adalah bibinya - Abdullah yakni Aisyah radhiallahu 'anha, berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada sepasukan tentera yang hendak memerangi - menghancurkan - Ka'bah, kemudian setelah mereka berada di suatu padang dari tanah lapang lalu dibenamkan-dalam tanah tadi -dengan yang pertama sampai yang terakhir dari mereka semuanya." Aisyah bertanya: "Saya berkata, wahai Rasulullah, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, sedang di antara mereka itu ada yang ahli pasaran - maksudnya para pedagang - serta ada pula orang yang tidak termasuk golongan mereka tadi - yakni tidak berniat ikut menggempur Ka'bah?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Ya, semuanya dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, kemudian nantinya mereka itu akan diba'ats - dibangkitkan dari masing masing kuburnya - sesuai niat-niatnya sendiri - untuk diterapi dosa atau tidaknya. 

Disepakati atas Hadis ini (Muttafaq 'alaih) - yakni disepakati keshahihannya oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim - Lafaz di atas adalah menurut Imam Bukhari. 

Aisyah adalah istri nabi , dan beliau tinggal bersama Rasulullah selama 9 tahun. Beliau adalah wanita yang cerdas. Beliau meriwayatkan hadist dari Rasulullah  sebanyak 2210 hadist .

Beliau wafat pada tahun ke 57/58 H , sekitar Ramadhan atau syawal [ada perselisihan] 

Keterangan: Sayidah Aisyah diberi gelar Ummul mu'minin, yakni ibunya sekalian orang mu'min sebab beliau adalah isteri Rasulullah s.a.w., jadi sudah sepatutnya. Beliau juga diberi nama ibu Abdullah oleh Nabi s.a.w., sebenarnya Abdullah itu bukan puteranya sendiri, tetapi putera saudarinya yang bernama Asma'. Jadi dengan Sayidah Aisyah, Abdullah itu adalah kemanakannya. Adapun beliau ini sendiri tidak mempunyai seorang puterapun. 

Dari uraian yang tersebut dalam Hadis ini, dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang shalih, jika berdiam di lingkungan suatu golongan yang selalu berkecimpung dalam kemaksiatan dan kemungkaran, maka apabila Allah Ta'ala mendatangkan azab atau siksa kepada kaum itu, orang shalih itupun pasti akan terkena pula

Jadi Hadis ini mengingatkan kita semua agar jangan sekali-kali bergaul dengan kaum yang ahli kemaksiatan, kemungkaran dan kezaliman

Namun demikian perihal amal perbuatannya tentulah dinilai sesuai dengan niat yang terkandung dalam hati orang yang melakukannya itu. 

Mengenai gelar Ummul mu'minin itu bukan hanya khusus diberikan kepada Sayidah Aisyah radhiallahu 'anha belaka, tetapi juga diberikan kepada para isteri Rasulullah s.a.w. yang lain-lain.

Syarah : 

  • Saat ada pasukan yang ingin menghancurkan Ka’bah, maka mereka semua ditenggelamkan, seluruhnya

  • Aisyah sangat cerdas dan spontan menanyakan kegelisahannya atas perkataan Rasulullah tersebut. Sebagaimana dalam hadist lain, Aisyah juga menanyakan tentang perkara manusia saat dibangkitkan di akhirat, yang tidak memakai sehelai benangpun, yang kemudian dijelaskan Rasulullah bahwa perkara di akhirat kelak lebih berat dibandingkan perkara memperhatikan aurat orang lain → betapa harusnya kita menanyakan kepada ahli nya jika kita memiliki keraguan atau kecemasan tentang perkara tertentu. : disini beliau menanyakan kepada sumbernya , yaitu Rasulullah

  • Aisyah menanyakan mengapa semua ditenggelamkan, padahal diantara mereka todak semua memiliki niat utk menghancurkan ka’bah, namun ada yang ikut rombongan untuk berdagang atau safar. namun jawaban Rasul adalah : Mereka ditenggelamkan oleh Allah , akan tetapi mereka akan Allah bangkitkan di hari kiamat sesuai dengan niat mereka masing2

  • Setiap manusia akan dipertanyakan apa yang dilakukan di dunia ini, apakah jujur untuk dilakukan karena Allah , atau karena manusia atau dunia

  • Tidak semua bisa disandarkan kepada darurat, tidak bermudah2an dalam melanggar rambu2 Allah dengan dalih darurat

  • Jadi kembali kepada niat. Berhati2 dan jujur dalam berniat atas semua yang kita lakukan didunia

  • Kita tidak boleh ikut dalam kegiatan maksiat , melakukan pelanggaran terhadap syariat Allah, terutama jika belum memiliki pondasi yang kuat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Syair] YANG PALING BERJASA - Abu Ya'la Kurnaedi Lc

  *  YANG PALING BERJASA Sehebat apapun Anda. Sekuat apapun Anda. Setinggi apapun jabatan Anda. Setenar apapun Anda. Sekaya apapun Anda. Ing...