Kamis, 21 Agustus 2025

[Riyadhush Shalihin] 54 - "Kejujuran itu Ketenangan"

 54 - "Kejujuran itu Ketenangan"  

Ustadz Tarzakariya Amir, Lc. حفظه الله تعالى

*Hari: Jumat, 22 Agustus 2025 / 28  Shafar 1447H* 



55. diriwayatkan dari Al-Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma, cucu Rasulullah ﷺ. Beliau berkata:

حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ: دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ، وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

Aku hafal dari Rasulullah ﷺ: Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kebenaran itu menenangkan, dan dusta itu menimbulkan keraguan.”
(HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad; dinyatakan hasan shahih oleh At-Tirmidzi)


Note : Jadi bila kila meragu-ragukan sesuatu, baiklah kita tinggalkan saja dan beralih pada yang tidak meragu ragukan, misalnya sesuatu yang belum terang hukumnya yakni samar-samar atau syubhat, maka baiklah engkau tinggalkan saja. 


Syarah Hadist 

  • Al Hasan adalah cucu Rasulullah ﷺ:
  • Keyakinan tidak bisa menggeser keraguan
  • Yakin ada 2 : 

  1. Dugaan yang kuat

  2. Yakin itu sendiri 


  • Disebut ragu jika antara yakin dan bimbang berkadar sama
  • Jika ada keraguan, maka lakukan istikharah

  • Hadits An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ، وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ...

“Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara syubhat (samar), yang tidak banyak diketahui oleh manusia. Maka barang siapa menjaga diri dari syubhat, sungguh ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa terjerumus dalam syubhat, maka ia akan terjerumus ke dalam yang haram...”

(HR. Bukhari dan Muslim)

  • Biasanya orang memanfaatkan suatu yang syubhat untuk pembenaran dari suatu yang haram
  • Suatu dikatakan yakin , ketika keyakinan lebih besar dari ketidakyakinannya
  • Kejujuran itu tuma’ninah. Jujur adalah selaras antara hati, lisan, perbuatan. membawa ketenangan , ketentraman
  • Tidak akan tenang orang yang tidak jujur, dunia dan akhirat 

  • Sabda Rasulullah ﷺ:

“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga. Seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha menjaga kejujuran, hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang sangat jujur. Dan sesungguhnya dusta membawa kepada kefasikan, dan kefasikan membawa kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk berdusta, hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”

(HR. Bukhari dan Muslim)



Faedah hadist 

  1. Perhatian para sahabat Nabi  terhadap ilmu dan sunnah

Berkaitan dengan ucapan cucu Nabi  ﷺ bahwa beliau memperhatikan apa2 yang Rasulullah ucapkan, dan para sahabat memiliki kecondongan terhadap ilmu

  1. Termasuk perkara yang wajib di perhatikan adalah bahwa seseorang harus memiliki sifat Wara’ atau menjaga diri dari terutama perkara2 yang syubhat. Tinggalkan dari suatu yang meragukan

  2. Hanya orang2 yang istiqamah yang bisa menghindari syubhat

  3. Kembali kepada hati apabila kita ragu 

Ilmu Al quran bisa diterima oleh wadah yang bersih , yaitu hati 



Tambahan Makna hadits ini:

  • Hati seorang mukmin itu peka. Jika ada sesuatu yang membuatnya ragu atau gelisah, maka sebaiknya ia tinggalkan.

  • Kebenaran selalu membawa ketenangan batin, sementara kebohongan dan perkara syubhat justru menimbulkan was-was, kegelisahan, dan keraguan.

  • Hadits ini menjadi kaidah penting dalam menjaga hati dan amal agar selalu berada di jalan yang bersih dan diridhai Allah.

Lengkapnya bisa di dengarkan di SINI 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar