Minggu, 19 Mei 2024

[Kajian Riyadhush Shalihin] #7 - Hadist 5 " "Sebenarnya Itu Bukan Untukmu"

Resume Pembahasan Kitab Riyadhush Shalihin karya Imam An-Nawawi رحمه الله تعالى 

Pertemuan ke-7

Dengan judul:

✨ "Sebenarnya Itu Bukan Untukmu" ✨

💎 Ustadz Tarzakariya Amir, Lc. حفظه الله تعالى 

🗓 Hari: Jumat, 17 Mei 2024 / 8 Dzulqa’dah 1445H

Muqadimah : 

  • Riyadush Shalihin dinisbatkan untuk orang orang shalih, dengan mempelajari kitab ini maka kita bisa menjadi orang orang yang shalih, biidznillah. 

  • Kitab Riyadush Shalihin ini adalah kitab kedua yang paling besar penyebarannya serta pengkajiannya setelah kitab suci Al Quran.

*Hadist ke 5*

وَعَنْ أبي يَزِيدَ مَعْنِ بْن يَزِيدَ بْنِ الأَخْنسِ رضي الله عَنْهمْ، وَهُوَ وَأَبُوهُ وَجَدّهُ صَحَابِيُّونَ، قَال: كَانَ أبي يَزِيدُ أَخْرَجَ دَنَانِيرَ يَتصَدَّقُ بِهَا فَوَضَعَهَا عِنْدَ رَجُلٍ في الْمَسْجِدِ فَجِئْتُ فَأَخَذْتُهَا فَأَتيْتُهُ بِهَا . فَقَالَ : وَاللَّهِ مَا إِيَّاكَ أَرَدْتُ ، فَخَاصمْتُهُ إِلَى رسول اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فَقَالَ: «لَكَ مَا نويْتَ يَا يَزِيدُ ، وَلَكَ مَا أَخذْتَ يَا مَعْنُ » رواه البخاريُّ

“Dari Abu Yazid Ma`an bin Yazid Al-Akhnas –radhiyallahu `anhu- dia (Ma`an), bapaknya (Yazid), dan kakeknya (Al-Akhnas) adalah termasuk Shahabat Nabi.


Dia menuturkan: Ayahku yaitu Yazid pernah mengeluarkan beberapa dinar untuk disedekahkan. Beliau mempercayakan uang itu kepada seseorang yang berada di masjid (yakni untuk dibagi-bagikan). Lantas aku datang (ke masjid itu) dan mengambil uang itu. Kemudian aku datang ke tempat ayahku dengan membawa dinar tersebut. Setelah melihatnya, ayahku pun berseru: Demi Allah, bukan kamu yang aku tuju (untuk mnerima sedekah ini). Selanjutnya, aku menyampaikan kejadian tadi kepada Rasulullah –shallallahu `alaihi wa sallam- maka beliau bersabda: bagimu apa yang telah engkau niatkan wahai Yazid, dan bagimu apa yang telah engkau ambil wahai, Ma`an”. (Riwayat Al-Bukhari no. 1356). 

Abi Yazid (kunyah) Ma’an ibni Yazid ibni Akhnas radhiyallahu ‘anhum. Dan dia (Ma’an) dan bapaknya (Yazid) dan kakeknya (Akhnas) mereka adalah sahabat nabi Muhammad هللا صلى عليه وسلم. Mereka melihat Nabi dengan mata kepala sendiri, mereka beriman dengan risalah nabi dan wafat diatas iman itu. 

Syarah hadist :

  • Abi Yazid kunyah Ma’an ibni Yazid ibni Akhnas radhiyallahu ‘anhum. Dan dia (Ma’an) dan bapaknya (Yazid) dan kakeknya (Akhnas) mereka adalah sahabat nabi muhammad هللا صلى عليه وسلم. 

  • Ma’an memiliki kedudukan yang istimewa di hadapan nabi Muhammad وسلم عليه هللا صلى. Beliau orang yang gigih dalam menyebarkan agama Allah sampai ke Kuffah, Mesir, Syams dan ketiga-tiganya ikut bersama Rasul ikut perang Badar tahun 2H di bulan Ramadhan, merupakan perang pertama kali melawan kaum musyrikin, dimana kaum muslimin hanya berjumlah 314 orang. Nabi berdoa kepada Allah sampai selendangnya jatuh karena cukup tinggi mengangkat tangan, “Yaa Allah, jika engkau membinasakan kaum muslimin (314 orang) bisa saja engkau tidak disembah di permukaan bumi” (bukti kesungguhan Nabi dalam berdoa). 

  • Di perang Badar tidak ada orang munafik yang ikut, jadi bisa dipastikan yang ikut semua sahabat Nabi dan mereka yang wafat itu mati syahid. Nabi mengabarkan kabar gembira kepada Abu Bakar, sesungguhnya pertolongan Allah telah datang, para malaikat Allah kirimkan untuk membantu, sampai malaikat Jibril pun ikut turun membantu kaum muslimin. 

  • Kita belajar dari Maan, Yazid dan Akhnas bahwa menjadikan anak keturunan kita anak yang shalih shalihah adalah harga mati. Jika mereka, anak-anak kita hidup 50 -60 tahun setelah sepeninggalnya kita, maka bisa dibayangkan pahala yang kita terima. 

  • Anak itu adalah investasi yang mahal dan teramat-amat berharga.

  • Yazid; beliau mengeluarkan beberapa dinar, kemudian beliau menyedekahkan dinar tersebut. →  Para ulama berbeda pendapat apakah ini sedekah biasa ataukah zakat. *Kemudian beliau meletakkan dinar tersebut kepada seseorang lelaki di masjid, untuk diamanahkan, dibagikan kepada mustahik

  • Kemudian lelaki di masjid ini memberikannya kepada Ma’an karena dia melihat Ma’an adalah orang yang berhak menerima zakat.

  • Kemudian bapakku (Yazid) berkata: “Demi Allah wahai Ma’an, aku tidak berniat memberi kamu” 

  • Kemudian Ma’an membawa permasalahan ini kepada Nabi .عليهوسلم هللا صلى* Mereka langsung membawa kepada Nabi permasalahannya, menunjukkan bahwa bapak dan anak; mereka tidak ada berbantah-bantahan (menunjukkan ego). 

  • Nabi bersabda: “Bagimu wahai Yazid, apa yang kau niatkan dan bagimu apa yang telah engkau ambil, wahai Ma’an”.

  • Maksud Nabi agar apa yang sudah diterima tidak usah dikembalikan lagi kepada Yazid. *

Faidah Hadist 

1. Selalu jadikan Allah dan Rasul sebagai  Pemacu/ Motivasi bagi kita dan sebagai rujukan dari setiap permasalahan kita. 

→ Media pertama rujukan adalah  Allah, medianya adalah Al Quran, kita bisa membaca Al Quran. 

→ Media kedua adalah bisa meminta nasihat kepada ulama/pendakwah karena mereka adalah pembawa risalah para Nabi. 

2. Biasakan untuk sering bermusyawarah dengan keluarga dengan jujur.  Anak bermusyawarah dengan orang tua, orang tua meminta pendapat kepada anak dengan diskusi, diskusi sehat. Seorang anak harus terbuka kepada orang tua, dan orang tua juga harus terbuka kepada anak, hilangkan kebiasan membentak anak. Jika anaknya diuji maka orang tua menguatkan anaknya, begitu pula sebaliknya. 

Saling tanasuh (menasihati) antara orang tua dan anak untuk kesabaran, karena hidup ini tidak mungkin tanpa ujian.

3. Motivasi untuk banyak bersedekah dan berinfak seperti yang dilakukan oleh Yazid. 

→ Qs. Al Muzzammil 73 : 20   “Apa yang kau persembahkan untuk diri kalian dari sebuah kebaikan engkau pasti akan mendapatinya dihadapan Allah”

Dalam ayat ini Allah tidak menyebutkan nilai/angka, maka kita jangan menjadikan was was syaitan untuk ditaati, jika kita tidak bisa memberi atau bersedekah dengan nominal yang besar, bersedekahlah dengan tenaga, bahkan dengan senyuman. 

Karena Allah melihat apa yang ada di dalam dada kita, yaitu niat kita. Harta itu bagi orang mukmin dibawa mati, pasti dibawa mati. Yaitu dengan ia sedekahkan harta tersebut di jalan Allah. 

4. Orang orang beriman itu sedikit tidurnya di malam hari, di waktu sahur mereka beristighfar kepada Allah, pada harta-harta mereka terdapat hak-hak bagi orang yang miskin. Ini merupakan ciri orang yang beriman. 

5. Boleh bersedekah kepada orang tua sendiri begitupun sebaliknya, orang tua bisa memberikan zakat kepada anaknya jika termasuk mustahik, anak bisa memberikan zakat kepada orang tua, namun khusus anak laki-laki maka orangtuanya tetap menjadi tanggungan.

Namun Syeikh Al Utsaimin berkata : memberikan zakat kepada anak dengan niat menggugurkan nafkah maka ini tidak boleh (Jika anaknya belum berkeluarga). 

6. Lagi-lagi Al Imam An-Nawawi di hadist yg kelima ini, beliau menekankan tentang permasalahan niat kepada kita. 

Allah berfirman dalam Hadist Qudsi:
”Siapa yang berniat kebaikan dan tidak jadi dilakukan, Allah akan tuliskan 1 kebaikan secara sempurna, sebaliknya siapa yang berniat melakukan kebaikan dan benar-benar melakukan kebaikan maka dia mendapat 10 kebaikan sampai berlipat-lipat 700 kali lipat pahala dan sampai berlipat-lipat ganda tak terhingga sesuai yang Allah kehendaki. Siapa yang berniat melakukan keburukan kemudian tidak jadi melakukan keburukan (dosa) tersebut maka Allah akan memberikan dia 1 kebaikan secara sempurna. Dan siapa yang berniat melakukan keburukan dan benar benar melakukannya maka Allah mencatat 1 keburukan.”


Sumber : 

- Kajian Rutin Jumat

- Resume dr Ukhti ika Dian
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[Syair] YANG PALING BERJASA - Abu Ya'la Kurnaedi Lc

  *  YANG PALING BERJASA Sehebat apapun Anda. Sekuat apapun Anda. Setinggi apapun jabatan Anda. Setenar apapun Anda. Sekaya apapun Anda. Ing...